Sejarah Burung Garuda


Mengapa Garuda yang dijadikan lambang Negara Indonesia? Bukan Cenderawasih, Rajawali, Elang, atau burung yang lainnya. Sebenarnya bagaimana bentuk burung garuda itu?? Apakah benar-benar ada? Atau hanya mitos belaka? Ada yang menyebutnya Garuda itu seperti Elang Jawa, atau seperti Elang Papua. Atau hanya mitos lalu ...di ada-ada kan… entahlah.. saya juga belum pernah melihatnya. Atau karena memang sudah punah?
Kisah tentang burung Garuda ditemukan di Kitab Mahabharata, lebih tepatnya bagian pertama yaitu Adiparwa. Ceritanya Garuda adalah anak dari Begawan Kasyapa. Begawan Kasyapa memiliki dua istri, yaitu Sang Kadru dan Sang Winata. Setelah sekian lama, mereka belum juga memiliki anak. Lalu Kasyapa memberikan 1000 telur pada Kadru dan 2 telur pada Winata. Telur milik Kadru menetas menjadi 1000 ekor ular sakti, dan milik Winata belum. Karena Winata merasa malu, lalu ia memecah satu telur tersebut. Keluarlah seekor burung kecil yang belum sempurna bentuknya, cacat tak berkaki, diberi nama Anaruh. Telur yang tinggal 1 itu dijaga baik-baik oleh Winata.

 
Suatu hari, Winata kalah bertaruh dengan Kadru karena kecurangan kadru yang membuat Winata harus menjadi budak dan melayani Kadru beserta 1000 ekor ular. Dan telur Winata satunya pun akhirnya menetas menjadi Garuda. Besar, gagah, bersinar, dan sakti. Untuk menolong ibunya, Kadru menyuruh Garuda mengambil Amerta, air kehidupan milik dewa. Amerta dijaga para dewa dan dikelilingi api yang menyala. Garuda pun melawan para dewa dan menyembur dengan air laut untuk mematikan api tersebut. Pesan ibunya, "bila menelan orang lehermu terasa panas, itu tandanya Brahmana ikut termakan. Muntahkanlah, karena ia seperti ayahmu Begawan Kasyapa. Kamu harus menghormatinya".
<!-- more -->
Berhasillah Sang Garuda merebut Amerta. Lalu dibawanya ke Kadru untuk menyelamatkan ibunya. 1000 ular sudah sangat senang melihat amerta dan Winata dibebakan, tetapi Garuda tak kehilangan akal. Dikibas-kibaskan sayapnya agar ular kotor, dan pergi membersihkan badan dulu di sungai. Garuda pergi meninggalkan tempat itu dan membawa Amerta kembali. Di perjalanan ia bertemu dengan Dewa Wisnu, meminta untuk Amerta diserahkan kembali ke para dewa. Dan Sang Garuda pun menjadi tunggangan Dewa Wisnu. (Cerita disarikan dari buku: Garuda Sebagai Identitas Budaya )

 
Dari kisah tersebut kita dapat mengetahui alas an mengapa burung Garuda menjadi lambang Negara kita. Sosoknya yang rela berkorban mengeluarkan ibunya dar penderitaan, di ibaratkan seperti pemuda bangsa yang rela mati-matian mengusir penjajah untuk menyelamatkan Ibu Pertiwi Indonesia. Dan dia juga menghormati ayahnya, dilambangkan sebagai angkasa. Ibunya dilambangkan wanita, tanah tempat kita selalu berpijak.

 
Banyak juga karya seni, motif batik, relief pada candi, patung Airlangga, stempel Kahuripan yang memakai lambang Garuda. Oleh sebab itulah, Garuda dijadikan lambang Indonesia yang telah dikenal baik oleh bangsa Indonesia dan dianggap bertuah pastinya.

 
Sepertinya sekarang yang sudah mulai punah adalah semaangat para pemuda Indonesia, generasi penerus bangsa, untuk memajukan Negara dan mengangkat Indonesia dari jerat kemiskinan. Disana-sini malah terlihat semakin banyak orang yang saling memojokkan, saling menjatuhkan, saling beradu dengan kepandaian yang dimilikinya. Di momen Kebangkitan Nasional ini, saya berharap pemuda Indonesia bangkit kembali dan mencari kehidupan yang lebih baik. Bangkitkan semangat, optimisme, dan impian. Dimulai dari diri sendiri.. mengangkat nasib diri sendiri, keluarga, lingkungan, bangsa dan Negara.
sumber : http://stdln.blogspot.com

Foto-foto Presiden Soekarno yang Langka

Koleksi Foto The Founding Father Soekarno, semoga kita semakin dekat dan cinta pada negara indonesia. Ir. Soekarno (lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 – wafat di Jakarta, 21 Juni 1970 pada umur 69 tahun) adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945 - 1966. Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia adalah penggali Pancasila. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Dan ada 17 koleksi Foto yang dapat dinikmati.. here this :
President Sukarno Saying Goodbye to His Daughters

Surrounded by citizens of Jakarta, President Sukarno kisses his youngest daughter, Sukmawati, goodbye while his other daughters, Rachmawati (center) and Megawati (left), wait their turn. The Indonesian President was leaving for a three-week vacation in Tokyo.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: November 19, 1962

Indonesian President Achmad Sukarno Calming down Protesters
Original caption: Indonesian President Achmad Sukarno, shown here speaking to a crowd in September of 1950, was reported trying to calm thousands of angry demonstrators near the presidential palace in Jakarta, October17. An artilery battery was brought into position outside the palace as president Sukarno talked to the crowd which had formed to demand the dissolution of Parliament and general elections. Pres. Sukarno told the throng that he did not want to become a dictator and that he would arrange for elections as soon as possible.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: October 17, 1952

President Sukarno Addressing May Day Rally
Original caption: 5/7/1965-Djakarta, Indonesia- President Sukarno of Indonesia addresses a mass May Day rally in the Sports Hall Building. Sukarno announced his decision not to attend a peace conference with Malaysian Prime Minister Rahman in Tokyo. The announcement was viewed as a victory for Indonesia's powerful Communist Party. Posters above the silent crowd stress the unity of the working classes in their struggle to overcome "imperialism."
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: May 7, 1965

Leaders of the Non-Aligned Nations
Original caption: 9/29/60-Yugoslavia- 5 top neutralist countries called upon Pres. Dwight Eisenhower & Premier Nikita Khrushcev to resume their personal diplomacy with a face to face conference. The move resulted from a "neutralist summit conference" late sept. 29. Shown here at the end of the conference are (L to R) PM Pandit Jawaharlal Nehru of India, Pres. Kwame Nkrumah of Ghana, Pres. Gamal Abdel Nasser of United Arab Rep., Pres. Sukarno of Indonesia, & Pres. Tito of Yugoslavia.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: September 29, 1960

Sukarno Inspects Troops
President Sukarno, the first leader of Indonesia after it became a republic in 1945, inspects his troops.
Image: © Hulton-Deutsch Collection/CORBIS
Date Photographed: October 1965

Portrait of Ellsworth Bunker, Howard P. Jones and President Sukarno
Original caption: U.S. Special Envoy Ellsworth Bunker, right, and Ambassador Howard P. Jones, center, chatting with Indonesian President Sukarno April 6, 1965, at the Presidential Palace in Djakarta. The Americans met with Indonesian officials in efforts to stop the "decline" of U.S. Indonesian relations.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: April 6, 1965

Indonesian President Sukarno
Indonesian President Sukarno was taken prisoner by Dutch troops in an attempt to retain control of Indonesia.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: ca. 1945-1949

Richard Nixon Speaking with Achmed Sukarno
Original caption: Visiting president chats with "veep." Washington, D.C.: President Achmed Sukarno of Indonesia, currently on an 18 day official visit to the United States, is shown (left) chatting with Vice President Richard Nixon shortly before a capitol luncheon given in his honor by Mr. Nixon yesterday. The visiting chief of state also addressed a joint session of Congress yesterday, an honor accorded only to leaders of key nations.
Image: © Bettmann/CORBIS
Photographer: Al Muto
Date Photographed: May 18, 1956

Prime Minister Kishi Nobusuke and President Sukarno
Japanese Prime Minister Kishi Nobusuke (L) greets Indonesian President Sukarno during a state visit in Tokyo, Japan.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: 1958

Sukarno Achmed Speaking at Podium
Original caption: President Sukarno of Indonesia is shown here delivering his speech to the United Nations.
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: October 2, 1960

Marilyn Monroe Standing with President Sukarno
Original caption: Indonesia's President Sukarno is shown chatting with actress Marilyn Monroe during a party given by Mr. and Mrs. Joshua Logan at a Beverly Hills Hotel last Tuesday night. The party was given in honor of Logan's brother-in-law, Marshall Noble, who is traveling with the 62 members of the Indonesian visiting group. Sukarno had expressed a desire to meet Miss Monroe, who he said is one of the favorite actresses in his country.
Image: © Bettmann/CORBIS
Photographer: George Snow
Date Photographed: June 1956

Kennedy and Johnson with Indonesia's Sukarno 1961
Image: © Bettmann/CORBIS
Date Photographed: April 25, 1961

Prime Minister Kishi Nobusuke and President Sukarno
Japanese Prime Minister Kishi Nobusuke (L) greets Indonesian President Sukarno during a state visit in Tokyo, Japan.

Indonesian President Achmad Sukarno
President of Indonesia, Achmad Sukarno, in 1949.
Image: © Hulton-Deutsch Collection/CORBIS
Photographer: Bert Hardy
Date Photographed: April 1949

Indonesian President Achmad Sukarno
Achmad Sukarno, President of Indonesia and Hafi Salim (maksudnya Haji Agus Salim kali yak?), Socialist Foreign Minister, in 1949.
Image: © Hulton-Deutsch Collection/CORBIS
Photographer: Bert Hardy
Date Photographed: April 1949

Boy Riding in Bumper Car -- (ngga taunya si Guntur aka Mas Tok)
Original caption: Glen Echo, Maryland: son Of Visiting President Samples American Fun. Mohammed Guntur, 12-year-old son of visiting Indonesian President Achmed Sukarno, is shown having fun at the wheel of a "Dodgem" car at the Glen Echo Amusement Park. The boy was taken to the park by Mrs. Richard Nixon, wife of the Vice President, and her daughters, Julie and Patricia.

Chou En-lai and Sukarno Ride in Boat
Original caption: 7/6/1965-Cairo, Egypt- Cruising up the Nile River, Communist China's Premier Chou En-Lai (l) looks at the sights while his companion, President Sukarno of Indonesia checks the time. Both men were in Egypt awaiting the opening of the Afro-Asian Conference, which was to be held in Algiers. Chou stayed on in the Egyptian capital after the conference was postponed.
Image: © Bettmann/CORBISDate Photographed: July 6, 1965

Belajar : Possesiv,Personalpronomen im Dativ,Personalpronomen im Akkusativ,Pronomen als Subjekt (Kata ganti orang subyek)



Possesiv

Possesiv adalah kata ganti milik. Setiap kata ganti orang memiliki kata ganti possesiv sendiri. Genus kata benda dalam bahasa Jerman mempengaruhi akhiran dari kata ganti milik. Demikian pula kasus suatu benda, apakah obyek akkusativ atau dativ dan singular atau plural dari benda tersebut.

Nominativ
ich mein
du dein
er sein
sie ihr
es sein
wir unser
ihr euer
sie ihr
Sie Ihr

Contoh :
Das ist mein Buch. Das sind meine Bücher.
Ich kaufe meinen Wagen.
Er hilft seinen Eltern.
Meine Tasche ist verloren.

Personalpronomen im Dativ

Personalpronomen im Dativ

Nah di sini adalah tabel kata ganti orang untuk obyek dativ.

Nominativ Akkusativ Dativ
ich mich mir
du dich dir
er ihn ihm
sie sie ihr
es es ihm
wir uns uns
ihr euch euch
sie sie ihnen
Sie Sie Ihnen

Agar paham, maka contoh yang digunakan adalah contoh yang telah ada dalam pelajaran sebelumnya.

Das ist ein kleines Kind. Ich helfe ihm.
Das ist mein Chef. Das Mädchen gefällt ihm.
Ich esse viel. Die Suppe schmeckt mir gut.

Personalpronomen im Akkusativ

Personalpronomen im Akkusativ
Bahasa Jerman menggunakan kata ganti orang yang berbeda tergantung dari kasus kalimatnya. Apakah akkusativ atau dativ. Berbeda dengan bahasa Indonesia. Kata ganti orang sama saja untuk setiap kasus apakah nominativ, akusativ atau dativ.

Nominativ Akkusativ
ich mich
du dich
er ihn
sie sie
es es
wir uns
ihr euch
sie sie
Sie Sie

Pronomen als Subjekt (Kata ganti orang subyek)

First, when we learn German, we should know the pronouns in German. The pronouns or Pronomen are : 

Mula-mula, kita belajar mengenal kata ganti orang dalam bahasa Jerman yang disebut Pronomen:

ich = I, saya
du = you (sing.) kamu
er = he dia (laki-laki)
sie = she dia (perempuan)
es = it dia (netral)
wir = we kami
ihr = you (plural) kalian
sie = they mereka
Sie = you (formal) Anda

So, you will see, there are 3 pronouns using 'sie'. What make a different is the following verbs, that we will learn later.

Anda pasti heran karena ada 3 kata' sie' untuk orang yang berbeda. Mula-mula pasti bingung, tapi nanti juga bisa membedakan melalui kata kerja yangmengikuti setiap pronomen tersebut.

Nama Tari-Tarian Khas Daerah Adat Budaya Nasional - Kebudayaan Nusantara Indonesia


1. Provinsi DI Aceh / Nanggro Aceh Darussalam / NAD
Tari Tradisional : Tari Seudati, Tari Saman Meuseukat
2. Provinsi Sumatera Utara / Sumut
Tari Tradisional : Tari Serampang Dua Belas, Tari Tor-tor
3. Provinsi Sumatera Barat / Sumbar
Tari Tradisional : Tari Piring, Tari payung
4. Provinsi Riau
Tari Tradisional : Tari Tanduk, Tari Joged Lambak
5. Provinsi Jambi
Tari Tradisional : Tari Sekapur Sirih, Tari Selampit Delapan
6. Provinsi Sumatera Selatan / Sumsel
Tari Tradisional : Tari Tanggai, Tari Putri Bekhusek
7. Provinsi Lampung
Tari Tradisional : Tari Jangget, Tari Melinting
8. Provinsi Bengkulu
Tari Tradisional : Tari Andun, Tari Bidadei Teminang
9. Provinsi DKI Jakarta
Tari Tradisional : Tari Topeng, Tari Yapong
10. Provinsi Jawa Barat / Jabar
Tari Tradisional : Tari Topeng Kuncaran, Tari Merak
11. Provinsi Jawa Tengah / Jateng
Tari Tradisional : Tari Serimpi, Tari bambangan Cakil
12. Provinsi DI Yogyakarta / Jogja / Jogjakarta
Tari Tradisional : Tari Serimpi Sangupati, Tari Bedaya
13. Provinsi Jawa Timur / Jatim
Tari Tradisional : Tari Remong, Tari Reog Ponorogo
14. Provinsi Bali
Tari Tradisional : Tari Legong, Tari Kecak
15. Provinsi Nusa Tenggara Barat / NTB
Tari Tradisional : Tari Mpaa Lenggo, Tari Batunganga
16. Provinsi Nusa Tenggara Timur / NTT
Tari Tradisional : Tari Perang, Tari Gareng Lameng
17. Provinsi Kalimantan Barat / Kalbar
Tari Tradisional : Tari Monong, Tari Zapin Tembung
18. Provinsi Kalimantan Tengah / Kalteng
Tari Tradisional : Tari Balean Dadas, Tari Tambun & Bungai
19. Provinsi Kalimantan Selatan / Kalsel
Tari Tradisional : Tari Baksa Kembang, Tari Radap Rahayu
20. Provinsi Kalimantan Timur / Kaltim
Tari Tradisional : Tari Perang, Tari Gong
21. Provinsi Sulawesi Utara / Sulut
Tari Tradisional : Tari Maengkat, Tari Polo-palo
22. Provinsi Sulawesi Tengah / Sulteng
Tari Tradisional : Tari Lumense, Tari Pule Cinde
23. Provinsi Sulawesi Tenggara / Sultra
Tari Tradisional : Tari Dinggu, Tari Balumpa
24. Provinsi Sulawesi Selatan / Sulsel
Tari Tradisional : Tari Bosara, Tari Kipas
25. Provinsi Maluku
Tari Tradisional : Tari Lenso, Tari Cakalele
26. Provinsi Irian Jaya / Papua
Tari Tradisional : Tari Musyoh, Tari Selamat datang
27. Provinsi Timor-Timur / Timtim
Tari Tradisional : Tari Wira, Tari Suru Boek
Keterangan :
Data ini berdasarkan jaman Indonesia masih 27 propinsi dengan provinsi terakhir masih timor timur. Timor timur kini sudah terpisah dari NKRI menjadi negara baru yang berdaulat dengan nama Timor Leste.

sumber : http://organisasi.org

Copyright © / Pohon Pensil

Template by : Urangkurai / powered by :blogger